Loading... Please wait...
Logo Icon

INTERVEST

A Comportable Place for You

Hati-hati penipuan : Kami (intervest.io) tidak menyediakan layanan penitipan dana atau deposit yang menjanjikan keuntungan.
Logo Icon
INTERVEST
-- ticker loading --
Insight

Investor GOTO Tambah Kepemilikan Hadapi Isu Merger Grab di Pilpres 2024

Lonjakan transaksi saham GOTO terjadi menjelang Pilpres 2024 di tengah isu merger dengan Grab. Investor memperhatikan prospek perusahaan.

Author's avatar Deanra
by Deanra Feb 15, 2024 15:57:31
Investor GOTO Tambah Kepemilikan Hadapi Isu Merger Grab di Pilpres 2024 Image's

Investor-investor pemegang saham GOTO tampaknya semakin meningkatkan kepemilikan mereka menghadapi isu merger dengan Grab yang kembali mencuat menjelang Pilpres 2024. Data dari Bloomberg pada Rabu (14/2/2024) menunjukkan lonjakan nilai transaksi harian saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dalam beberapa hari terakhir menuju pelaksanaan Pemilu 2024.

Pada Senin (12/2/2024), nilai transaksi harian saham GOTO melonjak menjadi Rp450,41 miliar, jauh lebih tinggi dari Rp118,05 miliar pada Rabu (7/2/2024). Selain itu, harga saham GOTO juga menguat 2,38% menjadi Rp86 pada akhir perdagangan Senin.

Dalam sesi perdagangan Senin, beberapa investor institusi seperti State Street Corp, Dimensional Fund Advisors LP, UBS AG, dan Ameriprise Financial Inc. tampak memperbesar kepemilikan saham GOTO mereka. Misalnya, State Street Corp memborong 386,24 juta saham GOTO, sehingga total kepemilikannya naik menjadi 3,62 miliar saham.

Manajemen GOTO telah memberikan klarifikasi terkait kabar merger dengan Grab, menyatakan bahwa mereka baru mengetahui isu tersebut melalui media massa dan saat ini tidak ada diskusi mengenai merger tersebut. Mereka menegaskan bahwa GOTO memiliki fundamental dan posisi keuangan yang kuat, dengan mencapai target EBITDA positif di kuartal IV/2023 dan melampaui panduan kinerja EBITDA untuk tahun 2023.

Namun, spekulasi mengenai merger GOTO dengan Grab masih menjadi sorotan. Meskipun rencana merger tersebut masih dalam tahap diskusi awal, beberapa pemegang saham kedua perusahaan mendukungnya. Analis juga melihat potensi positif dari merger ini, termasuk potensi penurunan biaya operasional dan peningkatan margin bisnis secara keseluruhan. Namun, ada juga sentimen negatif yang muncul, seperti potensi monopoli pasar dan ketidakpastian regulasi di bidang teknologi dan e-commerce di Asia Tenggara.

Share to :
19
Author Image of Deanra

Deanra

-

Artikel Lainnya

©2024 Intervest.io