Loading... Please wait...
Logo Icon

INTERVEST

A Comportable Place for You

Hati-hati penipuan : Kami (intervest.io) tidak menyediakan layanan penitipan dana atau deposit yang menjanjikan keuntungan.
Logo Icon
INTERVEST
-- ticker loading --
Analisa

Analisa Senin (11/11) IHSG Ditutup Menguat, Tapi Tekanan Jual Belum Mereda

IHSG naik 43,33 poin, namun tetap turun 2,91% dalam sepekan. Kemenangan Trump dan proteksionisme jadi ancaman baru.

Author's avatar Intervest
by Intervest Nov 11, 2024 07:17:24
Analisa Senin (11/11) IHSG Ditutup Menguat, Tapi Tekanan Jual Belum Mereda Image's

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat sebesar 43,33 poin atau 0,60% ke level 7.287,19 pada akhir perdagangan Jumat (8/11). Meskipun demikian, secara mingguan IHSG tetap mencatatkan penurunan sebesar 2,91%, berdasarkan data dari RTI. Penguatan ini dianggap hanya sebagai technical rebound sementara oleh para analis, mengingat tekanan jual yang masih kuat.

Equity Research Analyst dari Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis, mencatat bahwa IHSG sempat melonjak lebih dari 1% ke level 7.350 di awal perdagangan Jumat. Namun, pada akhirnya, IHSG membentuk pola inverted hammer dan ditutup di level 7.287,19. β€œIni menunjukkan bahwa IHSG belum mampu keluar dari tekanan jual yang terus berlanjut,” ujar Alrich kepada Kontan.

Saat memasuki awal pekan depan, minimnya sentimen baru diprediksi akan membuat pasar tetap tertekan. Pelaku pasar cenderung mencari level bottom setelah beberapa faktor negatif mempengaruhi sentimen global dan domestik. Salah satu faktor domestik yang signifikan adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat ke 4,95% yoy pada kuartal III 2024.

Di sisi global, terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat turut memicu kekhawatiran. Kebijakan proteksionisme yang diusung Trump dipandang berpotensi memengaruhi emerging markets, termasuk Indonesia. Hal ini memicu potensi aliran keluar dana asing dari IHSG. Alrich menjelaskan bahwa keputusan stimulus tambahan dari Pemerintah China juga menjadi salah satu faktor yang menambah tekanan. Setiap kali stimulus semacam ini diumumkan, investor cenderung mengaitkannya dengan potensi keluarnya dana asing dari pasar modal Indonesia.

Namun, pernyataan dari Gubernur The Fed Jerome Powell setelah pertemuan FOMC berhasil meredam sedikit tekanan jual. Sementara itu, nilai tukar rupiah terus menguat terhadap dolar AS, ditutup di level Rp 15.665 per dolar AS pada Jumat sore. Alrich memproyeksikan bahwa IHSG pada perdagangan Senin (9/11) akan bergerak dengan support di level 7.200 dan resistance di 7.430, dengan pivot di level 7.330.

Beberapa saham yang layak diperhatikan oleh investor mencakup ADMR, INCO, SSIA, ICBP, PNLF, ARTO, dan EMTK. Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, juga menyoroti bahwa penurunan kinerja IHSG pekan lalu disebabkan oleh berbagai faktor. Selain kemenangan Donald Trump, The Fed yang memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps ke level 4,75% turut menjadi perhatian. Penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,95% yoy juga menambah beban IHSG.

Herditya memperkirakan IHSG berpeluang menguat terbatas pada Senin dengan support di 7.243 dan resistance di 7.314. Sentimen pergerakan IHSG di awal pekan akan bergantung pada pergerakan harga komoditas, risiko pelemahan nilai tukar rupiah, serta perkembangan kebijakan ekonomi AS. Ia juga merekomendasikan saham-saham seperti BBRI dengan target harga Rp 4.680 - Rp 4.850, HRUM Rp 1.225 - Rp 1.270, dan GOTO Rp 67 - Rp 71 per saham untuk dicermati.

Share to :
13
Author Image of Intervest

Intervest

Technology Enthusiast πŸ‘¨β€πŸ’», Stock Market Enthusiast πŸš€

Artikel Lainnya

©2024 Intervest.io