Pasar modal Indonesia menghadapi potensi pelemahan pada perdagangan hari ini, Kamis (21/12/2023), dipicu oleh sentimen suku bunga dari Bank Indonesia (BI). Dalam rapat Dewan Gubernur (RDG) yang dijadwalkan pada 21-22 Desember 2023, IHSG berisiko melemah dan menuju level 7.200. Valdy Kurniawan, Head of Research Phintraco Sekuritas, menilai bahwa Stochastic RSI dan MFI yang cenderung turun dapat menyebabkan IHSG mengalami konsolidasi di sekitar pivot level 7.200.
Sentimen hari ini dipengaruhi oleh keputusan Bank Indonesia (BI) yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan di level 6%. Hal ini berpotensi mempengaruhi nilai tukar rupiah, yang pada Rabu (19/12/2023) mencapai Rp15.511 per dolar AS dengan pelemahan sebesar 0,03%. Valdy menekankan bahwa peristiwa ini dapat berdampak signifikan pada pergerakan IHSG dalam beberapa waktu ke depan.
Dari segi komoditas, harga minyak memiliki potensi untuk terus menguat. Serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah telah mengganggu perdagangan, memaksa perusahaan pelayaran untuk mengubah rute kapal mereka. Sementara itu, di sisi ekonomi AS, sejumlah data ekonomi, termasuk tingkat pertumbuhan PDB (GDP Growth Rate QoQ Final) diperkirakan akan dirilis pada esok hari (21/12). Proyeksi pertumbuhan sebesar 5.2% di Q3-2023 dari 2.1% di Q2-2023 menjadi sorotan utama.
Valdy merekomendasikan pemantauan terhadap saham-saham dengan peluang rebound dan rebound lanjutan seperti INDY, SMGR, JPFA, INTP, MTEL, UNTR, dan ITMG. Pada perdagangan Rabu (20/12/2023), IHSG berhasil ditutup menguat sebesar 0,44% ke level 7.219,66, didorong oleh saham-saham besar milik konglomerat seperti BBCA, TPIA, dan AMMN. Kapitalisasi pasar IHSG naik menjadi Rp11.654 triliun dengan 260 saham menguat, 254 saham berakhir di zona merah, dan 251 saham stagnan.
Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menjadi salah satu saham yang paling aktif ditransaksikan dengan kenaikan sebesar 0,54% ke level Rp9.300 per saham. Saham AMMN, TPIA, dan BREN juga aktif, masing-masing naik 0,39%, 6,07%, dan 1,71%. Sementara itu, MDKA mencatatkan peningkatan signifikan sebesar 12,23%, menjadi Rp2.570 per saham, menjadikannya salah satu saham top gainers. Di sisi lain, saham-saham seperti BMRI, BRPT, dan TLKM mengalami pelemahan masing-masing sebesar 0,84%, 3,5%, dan 0,25%.
Intervest
Technology Enthusiast 👨💻, Stock Market Enthusiast 🚀
Intervest
Technology Enthusiast 👨💻, Stock Market Enthusiast 🚀
Most Popular
-
1
-
2
-
3
-
4