JAKARTA - PT Bank BTPN Tbk. (BTPN) telah menetapkan target untuk menyelesaikan aksi galang dana jumbo paling lambat pada bulan Maret 2024 mendatang. Langkah penghimpunan dana korporatif ini dilakukan setelah perusahaan mendapatkan persetujuan dari pemegang saham untuk melakukan rights issue sebanyak 3,09 miliar saham pada 7 Desember 2023 lalu.
Corporate Secretary Bank BTPN, Eneng Yulie Andriani, mengungkapkan bahwa pemegang saham menyetujui rencana penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) sebanyak-banyaknya 3,09 miliar saham dengan nilai nominal sebesar Rp20 per saham. Meski harga pelaksanaan aksi tambah modal belum diumumkan, dengan mengacu pada harga pembukaan pekan ini sebesar Rp2.630 per lembar, aksi korporasi ini berpotensi menggalang dana sebesar Rp8,12 triliun, namun nilai akhir akan bergantung pada pengumuman harga pelaksanaan.
Tujuan Rights Issue dan Akuisisi
Manajemen BTPN menjelaskan bahwa tujuan rights issue adalah untuk mendukung rencana pembiayaan proyek perseroan, termasuk melakukan akuisisi di perusahaan lain. Dalam keterbukaan informasi, manajemen BTPN menyatakan, "Perseroan berencana menggunakan seluruh dana yang diterimanya dari PMHMETD II, setelah dikurangi dengan biaya emisi, untuk pembiayaan proyek perseroan yang akan datang untuk pertumbuhan inorganik, termasuk melakukan akuisisi di perusahaan lain."
Manajemen BTPN memperkirakan bahwa dengan adanya rights issue dan akuisisi, aset Bank BTPN akan bertambah. Berdasarkan laporan keuangan per September 2023, aset Bank BTPN mencapai Rp175,1 triliun. Total modal proforma BTPN juga diperkirakan akan melonjak di atas Rp40 triliun dari sebelumnya Rp33,5 triliun.
Keluar dari Target Bursa Efek Indonesia
Aksi korporasi ini juga akan memperbesar jumlah saham yang beredar dan sekaligus melepaskan perusahaan dari target Bursa Efek Indonesia (BEI) agar memenuhi kewajiban batas minimum saham beredar publik (free float) sebesar 7,5%. Saat ini, BTPN belum memenuhi batas minimum saham publik karena mayoritas saham dipegang oleh Sumitomo Mitsui Banking Corporation.
Sumitomo Mitsui Banking Corporation, sebagai pemegang saham pengendali BTPN, memiliki 92,43% saham, sementara sisanya dipegang oleh masyarakat nonwarkat dan warkat. Aksi korporasi ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah saham yang beredar di pasaran.
Diversifikasi Portofolio Setelah Merger
Bank BTPN hasil dari merger dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) mengalami diversifikasi portofolio setelah merger pada Februari 2019. Persentase pensiunan BTPN turun menjadi sekitar 17%, dari sebelumnya mencapai 85%. Direktur Utama Bank BTPN, Henoch Munandar, menjelaskan bahwa dalam 5 tahun terakhir, persaingan di pasar pensiun berkembang pesat dengan hadirnya pemain baru.
Meskipun pangsa pasar pensiunan yang dimiliki BTPN semakin menipis, bank tetap berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada nasabah. Henoch menyatakan bahwa Bank BTPN akan terus memperluas segmen yang masih besar, mulai dari consumer finance, SME, commercial, hingga personal needs. Total kredit Bank BTPN per Juni 2023 mencapai Rp148,71 triliun, dengan kredit korporasi masih menjadi salah satu unit bisnis utama.
Aksi korporasi dan strategi pengembangan ini membawa harapan bahwa Bank BTPN akan tetap menjadi pemain kunci di industri perbankan Indonesia dengan portofolio yang semakin beragam dan tangguh.
Intervest
Technology Enthusiast 👨💻, Stock Market Enthusiast 🚀
Intervest
Technology Enthusiast 👨💻, Stock Market Enthusiast 🚀
Most Popular
-
1
-
2
-
3
-
4