Bank Mega (MEGA) dan Panin Bank (PNBN) pada tahun 2023 mengalami perlambatan pertumbuhan laba bersih, mencatatkan laba sebesar Rp3,51 triliun dan Rp2,53 triliun masing-masing. Laba keduanya melambat secara tahunan, dengan Bank Mega turun 13,33% YoY, sementara PNBN mengalami penurunan dari Rp3,04 triliun pada 2022 menjadi Rp2,53 triliun pada 2023.
Keduanya juga mengalami kenaikan pendapatan bunga, namun dengan peningkatan beban bunga yang mengakibatkan pendapatan bunga bersih tergerus, dan kinerja net interest margin (NIM) pun terpengaruh. Kinerja penyaluran kredit kedua bank juga di bawah rata-rata industri perbankan nasional, yang tumbuh 10,38% YoY pada tahun yang sama.
Bank Mega dan Panin Bank menghadapi tantangan serupa dengan sebagian besar bank menengah di Indonesia, di mana pertumbuhan kredit lebih tinggi daripada dana pihak ketiga (DPK). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menetapkan target pertumbuhan kredit dan DPK pada rentang tertentu, namun perlambatan kinerja kredit kedua bank terkait dengan faktor eksternal seperti kenaikan suku bunga.
Pada awal 2024, saham kedua bank tersebut juga melambat, dengan saham MEGA turun 1,96% YtD dan PNBN turun 23,88% YtD. Bank Mega mencatatkan pendapatan bunga sebesar Rp10,21 triliun pada 2023, dengan peningkatan dari tahun sebelumnya, namun disertai dengan peningkatan beban bunga. Hal ini membuat pendapatan bunga bersih dan pendapatan berbasis komisi turun.
Bank Mega dan Panin Bank berupaya mengatasi tantangan tersebut dengan strategi yang berbeda, seperti Bank Mega yang mencatatkan penurunan dalam total kredit bersih yang disalurkan, sementara Panin Bank mencatatkan pertumbuhan kredit. Meskipun demikian, keduanya berusaha meningkatkan komposisi dana murah untuk mendukung kinerja keuangan mereka, dengan target peningkatan komposisi CASA pada tahun-tahun mendatang.
Deanra
-
Deanra
-
Most Popular
-
1
-
2
-
3
-
4