Blackrock Inc. Akumulasi Saham BBRI, Laba Bank BRI Rp60,43 Triliun

Blackrock Inc. Kembali Mengakumulasi Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) telah menjadi incaran Blackrock Inc., salah satu firma manajer investasi global, dalam beberapa waktu terakhir. Dalam enam hari perdagangan terakhir, Blackrock tercatat aktif menambah portofolio saham BBRI.

Pada 24 Januari 2024, jumlah saham BRI yang dikuasai Blackrock mencapai 2,16 miliar lembar. Jumlah tersebut bertambah pada 25 Januari 2024 menjadi 2,17 miliar lembar, tetapi pada 26 Januari 2024, tidak ada perubahan. Pada 29 Januari 2024, jumlah saham meningkat lagi menjadi 2,18 miliar lembar dan tetap stabil pada hari berikutnya.

Hari ini, 31 Januari 2024, Blackrock kembali mengakuisisi saham BBRI dengan peningkatan yang signifikan, mencapai 2,54 miliar lembar saham. Tidak hanya dalam rentang waktu pendek, Blackrock juga telah aktif menambah koleksi saham BBRI secara bulanan sejak Desember 2023.

Meskipun sebelumnya tercatat mengurangi kepemilikannya di BBRI sejak Agustus 2023, Blackrock kembali melakukan akumulasi pada Desember 2023.

Laba Bersih Bank BRI Mencapai Rp60,43 Triliun pada 2023

Bank BRI baru saja mengumumkan laba bersih konsolidasinya sebesar Rp60,43 triliun sepanjang tahun 2023, meningkat 17,55% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Pencapaian ini didorong oleh peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 8,5% secara tahunan, mencapai Rp135,18 triliun pada akhir Desember 2023. Selain itu, pendapatan berbasis komisi naik 10,34% menjadi Rp20,74 triliun, dan pendapatan lainnya meningkat 16,48% menjadi Rp28,94 triliun selama tahun 2023.

Bank ini juga mencatatkan sejumlah rasio penting, termasuk rasio pinjaman terhadap simpanan (loan deposit ratio/LDR) sebesar 84,2% dan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) sebesar 6,84%.

Proyeksi Pertumbuhan Kredit dan Fokus Bank BRI pada UMKM

BBRI memproyeksikan pertumbuhan kredit yang agresif hingga mencapai 11%-12% pada tahun 2024, dengan fokus pada UMKM, terutama segmen ultra mikro. Bank ini berencana untuk mengoptimalkan Holding Ultra Mikro (UMi) sebagai mesin pertumbuhan baru.

Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI), Sunarso, menjelaskan bahwa strategi tersebut meliputi memastikan sumber pertumbuhan baru dengan fokus pada segmen yang lebih kecil dan memastikan likuiditas yang cukup untuk mendukung pertumbuhan tersebut.

Bank ini juga menegaskan bahwa kecukupan modalnya, yang tercermin dalam rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 27,3%, jauh melampaui persyaratan aturan Basel III.