Cum Date Saham: Pengertian, Mekanisme, dan Strategi Cuan Bagi Investor

Buat kamu yang baru terjun ke dunia saham, istilah cum date mungkin masih terdengar asing. Padahal, memahami konsep ini bisa jadi kunci untuk mendapatkan cuan tambahan dari dividen. Banyak investor pemula melewatkan momen penting ini karena tidak tahu apa itu cum date dan bagaimana cara kerjanya.

Nah, lewat artikel ini kita akan bahas tuntas: mulai dari pengertian cum date, urutan mekanismenya, sampai strategi yang bisa kamu gunakan biar makin maksimal dalam mengelola investasi saham.

Apa Itu Cum Date Saham?

Cum date adalah singkatan dari “cum dividend date”, yaitu tanggal terakhir di mana investor yang membeli saham masih berhak mendapatkan dividen dari perusahaan.

Meskipun transaksi saham di bursa Indonesia baru resmi tercatat dalam T+2 (dua hari bursa setelah transaksi), kalau kamu beli saham pada cum date, otomatis kamu tercatat sebagai pemegang saham resmi di record date. Itu artinya, kamu berhak menerima dividen sesuai jumlah saham yang kamu punya.

Sebaliknya, kalau beli saham setelah ex date, kamu sudah tidak berhak lagi atas dividen periode tersebut.

Mekanisme Tanggal Penting dalam Dividen Saham

Supaya lebih jelas, berikut urutan tanggal penting yang harus kamu pahami:

1. Declaration Date – perusahaan umumkan jumlah dividen dan jadwal pembagian.
2. Cum Date – hari terakhir kamu bisa beli saham untuk dapat dividen.
3. Ex Date – mulai tanggal ini, saham diperdagangkan tanpa hak dividen.
4. Record Date – perusahaan resmi mencatat daftar pemegang saham yang akan menerima dividen.
5. Payment Date – tanggal dividen benar-benar cair ke rekening investor.

📌 Contoh: Jika cum date ditetapkan 10 Agustus, lalu ex date jatuh pada 11 Agustus, maka investor yang membeli sebelum atau tepat 10 Agustus berhak atas dividen. Tapi kalau beli mulai 11 Agustus, dividen itu sudah lewat.

Strategi Cuan dari Cum Date Saham

Banyak investor mencoba memanfaatkan cum date untuk menambah keuntungan. Berikut beberapa strategi yang sering dipakai:

1. Dividen Capture

Strategi ini dilakukan dengan membeli saham tepat sebelum cum date, lalu menjualnya setelah ex date. Tujuannya: dapat dividen tanpa harus memegang saham lama.

Tapi hati-hati, karena biasanya harga saham akan turun sekitar nilai dividen saat ex date. Misalnya dividen Rp100 per saham, maka harga saham bisa turun sekitar Rp100. Jadi keuntungan bisa tipis, bahkan rugi kalau pasar sedang jelek.

2. Buy and Hold

Kalau kamu investor jangka panjang, strategi ini lebih aman. Kamu tetap pegang saham meskipun sudah lewat ex date. Selain dapat dividen rutin, kamu juga punya peluang dapat capital gain kalau harga saham naik dalam jangka panjang.

3. Pilih Saham yang Konsisten Bagi Dividen

Nggak semua perusahaan rajin bagi dividen. Cari saham yang punya track record bagus, yield menarik, dan bahkan rutin menaikkan jumlah dividen tiap tahun. Saham-saham seperti ini bisa jadi sumber pendapatan pasif yang stabil.

4. Perhatikan Kondisi Pasar

Strategi dividen capture bisa gagal kalau pasar sedang bearish (turun), karena harga saham bisa anjlok lebih besar dari nilai dividen. Sebaliknya, kalau pasar bullish (naik), harga saham bisa tetap kuat meskipun ex date lewat.

Kesimpulan

Cum date bukan sekadar tanggal dalam kalender bursa, tapi momen penting yang bisa memengaruhi strategi investasimu. Dengan tahu apa itu cum date, bagaimana mekanismenya, dan strategi apa yang cocok untukmu, kamu bisa memanfaatkan peluang dividen lebih optimal.

Kalau kamu tipe investor jangka pendek, mungkin strategi capture bisa dicoba—asal hati-hati dengan risikonya. Tapi kalau kamu berpikir jangka panjang, saham dividen bisa jadi aset berharga untuk mencetak pendapatan pasif sekaligus pertumbuhan modal.

Intinya, jangan asal beli saham tanpa ngerti jadwal dividen. Pahami cum date, ex date, dan record date, supaya investasi kamu makin terarah dan nggak sekadar spekulasi.