Sentimen negatif menghampiri pasar komoditas minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan turunannya, berpotensi mempengaruhi kinerja emiten Grup Salim PT London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP) tahun ini. Salah satu faktor yang memperkuat sentimen tersebut adalah persaingan CPO dengan komoditas minyak nabati lain di pasar global, terutama dari kawasan Amerika Selatan.
Sebagai informasi, CPO selama ini diminati oleh pasar dunia karena harganya yang lebih murah dibandingkan minyak nabati lainnya seperti minyak kedelai, minyak biji rapa, dan minyak biji bunga matahari.
Namun, kondisi iklim di dua sentra produksi CPO yang berbanding terbalik dengan pusat produksi minyak kedelai terbesar di dunia berpeluang mengubah kondisi pasar minyak nabati dunia. Fenomena alam El Nino, misalnya, telah melemahkan keunggulan CPO dari minyak kedelai dalam beberapa waktu terakhir.
Dampak El Nino dan Rekor Panen Kedelai di Amerika Selatan
Menurut analis dari Eastport Research & Strategy, Andrew Shipley, dampak El Nino cenderung mengurangi curah hujan di Malaysia dan Indonesia, menghasilkan hasil panen di bawah rata-rata dan peningkatan produksi yang terbatas. Sementara itu, El Nino di kawasan Asia Tenggara meningkatkan curah hujan di beberapa daerah di Amerika Latin, seperti Argentina, yang menjadi eksportir utama minyak kedelai dunia.
Diperkirakan, tingginya curah hujan di Amerika Selatan akan menyebabkan para produsen kedelai mengalami "panen super" dengan volume yang jauh lebih tinggi dari periode normal. Kondisi ini dapat mengubah dinamika pasar minyak nabati dunia.
Implikasi Bagi LSIP dan Pasar Minyak Sawit Global
Emiten sawit Grup Salim (LSIP) berpotensi terdampak oleh situasi ini. CEO Glentech Group, Vipin Gupta, menilai ada kemungkinan konsumen CPO beralih ke jenis minyak lainnya akibat turunnya harga minyak kedelai.
Analis Panin Sekuritas, Felix Darmawan, memperkirakan harga CPO global berpotensi mendatar di kisaran US$900/ton tahun ini, dipengaruhi oleh peningkatan produksi minyak kedelai di Amerika Selatan dan pergeseran permintaan dari China dan India ke minyak nabati lainnya.
Rekomendasi dan Kinerja LSIP di 2023
Felix merekomendasikan hold untuk saham LSIP dengan target harga Rp950, mengingat harga CPO global yang masih rendah dan produksi yang mengalami perlambatan. Meskipun demikian, pasar patut mencermati dampak penurunan produksi sawit di Malaysia dan Indonesia yang dapat berdampak positif bagi harga CPO global serta neraca keuangan LSIP yang kuat di posisi net cash.
Kinerja LSIP pada tahun 2023 mencatatkan penurunan pendapatan dan laba bersih. Turunnya harga jual rata-rata produk sawit, yaitu CPO dan produk palm kernel, serta faktor cuaca dan volatilitas harga komoditas, menjadi penyebab utama penurunan kinerja tersebut.
LSIP tetap berfokus pada memperkuat posisi keuangan, mengendalikan biaya, meningkatkan produktivitas, dan menjalankan praktik-praktik agrikultur yang berkelanjutan untuk menghadapi tantangan di tahun-tahun mendatang.
Intervest
Technology Enthusiast 👨💻, Stock Market Enthusiast 🚀
Intervest
Technology Enthusiast 👨💻, Stock Market Enthusiast 🚀
Most Popular
-
1
-
2
-
3
-
4