Dua Bos EXCL Mundur, Merger Jadi Penyebab?

PT XL Axiata Tbk (EXCL) kembali menghadapi perubahan di jajaran direksinya. Pada 7 Januari 2024, perseroan menerima pengunduran diri Rico Usthavia Frans dan I Gede Darmayusa dari posisi direktur. Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), alasan pengunduran diri keduanya bersifat pribadi.

Corporate Secretary EXCL, Ranty Astari Rachman, menjelaskan bahwa pengunduran diri Rico Usthavia Frans akan berlaku efektif setelah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat. Sementara itu, pengunduran diri I Gede Darmayusa dijadwalkan efektif bersamaan dengan rampungnya aksi korporasi merger EXCL dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN).

“Permohonan pengunduran diri tersebut akan diputuskan dalam RUPS terdekat sesuai dengan anggaran dasar EXCL dan peraturan yang berlaku,” ujar Ranty dalam keterbukaan informasi pada 8 Januari 2024.

Perubahan Direksi Sebelumnya

Rico dan Gede bukanlah yang pertama mengundurkan diri dari EXCL. Sebelumnya, Abhijit Navakelar, mantan direktur, serta Dian Siswarini, presiden direktur, juga memilih meninggalkan jabatan mereka. Mundurnya Dian Siswarini menarik perhatian, mengingat ia sudah memimpin EXCL selama 10 tahun.

Dian menjelaskan keputusannya bukan terkait proses merger EXCL dengan FREN atau intervensi dari induk usaha, Axiata Group Berhad. Ia bahkan sempat berencana untuk mundur pada awal 2024. "Setelah satu dekade menjabat, menurut saya sudah waktunya untuk menyerahkan tongkat estafet kepada pemimpin baru yang lebih progresif," kata Dian pada Desember 2023.

Pengaruh Merger EXCL dan FREN

Merger antara EXCL dan FREN menjadi salah satu langkah strategis dalam meningkatkan daya saing di pasar telekomunikasi. Meski demikian, proses ini tampaknya turut memengaruhi dinamika internal perusahaan, termasuk perubahan manajemen.

Dengan pengunduran diri beberapa eksekutif senior, muncul pertanyaan tentang bagaimana EXCL akan menjaga stabilitas dan melanjutkan langkah strategis pascamerger.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Perubahan jajaran direksi sering kali menjadi sinyal transformasi di perusahaan besar seperti EXCL. Namun, dengan proses merger yang sedang berjalan, EXCL menghadapi tantangan untuk memastikan keberlanjutan visi perusahaan dan adaptasi terhadap lanskap telekomunikasi yang semakin kompetitif.

Keputusan RUPS terdekat akan menjadi momen penting untuk menentukan arah kepemimpinan baru dan memastikan strategi perusahaan tetap berada pada jalur yang diharapkan. EXCL diharapkan dapat memilih pemimpin yang mampu mendorong inovasi dan memperkuat posisi pasarnya di tengah persaingan ketat.