Pada kuartal terakhir tahun 2023, emiten-emiten di Jepang mencatatkan rekor laba yang mengesankan meskipun negara itu tengah dilanda resesi ekonomi. Rekor laba tersebut terus mendorong indeks saham Nikkei 225 mendekati titik tertingginya sepanjang masa pada tahun 1989.
Meskipun pada perdagangan saham Rabu (21/2/2024), indeks Nikkei 225 ditutup melemah, namun secara mingguan maupun bulanan masih berada dalam zona hijau. Pergerakan ini fenomenal karena mendekati puncak sejarahnya pada tahun 1989.
Performa cemerlang emiten-emiten Jepang di penghujung 2023, terutama dari data Bloomberg yang menunjukkan pertumbuhan laba bersih emiten-emiten Topix 500 pada kuartal IV/2023 mencapai 46%, menjadi 13,9 triliun yen. Meskipun ada beberapa pengecualian seperti Softbank Group Corp. yang mencatatkan pertumbuhan laba 25%, secara keseluruhan, Topix 500 menunjukkan kinerja yang baik.
Hal ini mendapat perhatian investor besar seperti BlackRock Inc., Robeco Institutional Asset Management, dan Warren Buffett yang menyuarakan sikap bullish terhadap bursa saham Jepang.
Pendapatan emiten-emiten yang kuat menunjukkan potensi kenaikan harga Nikkei 225 menuju rekor tertinggi. Selain itu, performa ekonomi AS yang kuat dan pelemahan yen terhadap dolar AS memberikan dukungan lebih bagi para eksportir di Jepang, seperti Toyota Motor Corp.
Meskipun beberapa industri mengalami performa yang lemah, secara keseluruhan, emiten-emiten di Jepang berhasil meningkatkan margin laba operasionalnya, terutama yang berhubungan dengan pariwisata dan makanan.
Di sisi lain, resesi ekonomi Jepang juga memberikan tantangan bagi Indonesia sebagai mitra ekonomi. Perlambatan ekonomi Jepang dapat menekan kinerja ekspor Indonesia ke Jepang. Namun, hal ini juga membuka peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor ke negara Asean lainnya serta menarik investasi dari negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi yang positif, seperti India, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin.
Deanra
-
Deanra
-
Most Popular
-
1
-
2
