Harga emas telah mencapai puncaknya, menetap di kisaran level tertinggi hari ini, sementara pelaku pasar menantikan data inflasi AS yang akan memberikan arah bagi kebijakan suku bunga Federal Reserve. Berdasarkan data Bloomberg, harga emas spot melemah 0,21% ke level US$2.178,19 per troy ounce pada pukul 10.48 WIB. Sementara harga emas berjangka Comex kontrak April 2024 turun 0,21% ke US$2.183,90 per troy ounce.
Reli emas telah kehilangan sedikit tenaga setelah mencapai rekor tertinggi pada hari Jumat, mengikuti data pasar tenaga kerja AS yang memicu spekulasi tentang penurunan suku bunga. Analis senior Kitco Metals, Jim Wyckoff, mengungkapkan bahwa jika data inflasi AS lebih tinggi dari laporan bulan sebelumnya, itu bisa mengganggu pasar emas, memicu beberapa tekanan jual jangka pendek. Namun, Wyckoff menambahkan bahwa kemungkinan besar emas akan mencapai level tertinggi baru dalam waktu dekat.
Logam Industri Mengikuti Reli Emas
Harga logam industri seperti nikel juga mengikuti gerakan penguatan harga emas. Harga nikel berjangka kontrak Juni 2024 naik 1,94% ke level US$18.394 per metrik ton, sedangkan harga nikel di pasar tunai menguat 80 poin menjadi US$18.394 per metrik ton. Kemungkinan penurunan suku bunga AS pada bulan Juni 2024 diperkirakan sekitar 70%, menurut alat CME FedWatch. Suku bunga yang rendah mendorong harga emas karena mengurangi biaya memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
Permasalahan Kuota Penambangan di Indonesia Memengaruhi Pasokan Bijih Nikel
Pejabat di Kementerian Indonesia mengungkapkan bahwa mereka sedang berusaha mengatasi penundaan dalam proses kuota penambangan. Persetujuan kuota penambangan 145 juta ton bijih nikel dan 14 juta ton bauksit telah dikeluarkan, namun lambatnya proses ini telah mengakibatkan pasokan bijih yang berkurang dan menaikkan biaya produksi smelter.
Kenaikan Harga Tembaga Didorong oleh Lingkungan Dukungan dan Kekhawatiran Produksi di China
Harga tembaga juga menguat 0,85% atau 73,50 poin ke level US$8.653 per metrik ton pada akhir perdagangan Senin. Al Munro dari Marex menyatakan bahwa harga tembaga naik karena lingkungan yang mendukung dolar yang lemah. Sementara Ole Hansen, kepala strategi komoditas Saxo Bank A/S, menambahkan bahwa kenaikan tembaga sebagian besar didorong oleh faktor teknikal dan posisi, dengan kekhawatiran terus-menerus terhadap produksi di China yang merupakan konsumen utama.
Dengan demikian, pergerakan harga emas yang mencapai rekor tertinggi telah mempengaruhi pasar logam industri seperti nikel dan tembaga, dengan faktor seperti kebijakan suku bunga AS, permintaan global, dan isu-isu produksi di China turut memainkan peran penting dalam dinamika pasar saat ini.
Intervest
Technology Enthusiast 👨💻, Stock Market Enthusiast 🚀
Intervest
Technology Enthusiast 👨💻, Stock Market Enthusiast 🚀
Most Popular
-
1
-
2
-
3
-
4