Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Kalimantan Timur terus mengalami kenaikan pada periode 1-15 Oktober 2024, di mana harga TBS mencapai Rp2.890,48 per kilogram. Kenaikan harga ini dipengaruhi oleh naiknya harga minyak sawit mentah (CPO) yang kini berada di angka Rp12.928,81 per kilogram, meningkat dari periode sebelumnya yang sebesar Rp12.670,09 per kilogram.
Ence Achmad Rafiddin Rizal, Kepala Dinas Perkebunan Kalimantan Timur, menyatakan bahwa kenaikan harga CPO yang cukup signifikan tersebut menjadi pemicu utama naiknya harga TBS. βKondisi ini mempengaruhi harga TBS yang dipanen dari pohon umur 10 tahun ke atas. Sementara, TBS dari pohon dengan umur tanam di bawah 10 tahun memiliki harga sedikit lebih rendah,β ujar Rizal di Samarinda pada Selasa (15/10/2024).
Tim Penetapan Harga TBS, yang terdiri dari berbagai pihak termasuk Dinas Perkebunan Kaltim, perwakilan kelompok pekebun, serta perwakilan dari perusahaan sawit, menetapkan harga ini sebagai harga standar bagi kebun plasma atau kebun kemitraan. Kebijakan tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 01/Permentan 120/1/2018, yang menegaskan pentingnya kemitraan antara pekebun dengan pabrik pengolahan minyak sawit.
Kenaikan Harga TBS Berdasarkan Usia Tanam
Secara rinci, harga TBS pada periode 1-15 Oktober mengalami kenaikan untuk setiap kategori umur pohon. TBS yang berasal dari pohon dengan umur tanam tiga tahun dihargai Rp2.546,70 per kilogram, naik dibandingkan periode sebelumnya yang berada di angka Rp2.500,45 per kilogram. Sedangkan, harga TBS dari pohon dengan umur empat tahun ditetapkan sebesar Rp2.717,61 per kilogram, juga naik dari Rp2.668,25 per kilogram pada periode sebelumnya.
Berikut rincian harga TBS per kilogram berdasarkan usia tanam:
- Usia 3 tahun: Rp2.546,70
- Usia 4 tahun: Rp2.717,61
- Usia 5 tahun: Rp2.732,54
- Usia 6 tahun: Rp2.761,60
- Usia 7 tahun: Rp2.778,05
- Usia 8 tahun: Rp2.799,08
- Usia 9 tahun: Rp2.856,83
- Usia 10 tahun ke atas: Rp2.890,48
Kenaikan Harga Kernel dan CPO
Tak hanya harga TBS yang naik, harga kernel atau inti sawit juga mengalami kenaikan. Pada periode 1-15 Oktober, harga kernel rata-rata mencapai Rp8.632,51 per kilogram, meningkat dari Rp8.466,55 per kilogram pada periode sebelumnya.
Harga CPO di Kalimantan Timur sendiri mencapai Rp12.928,81 per kilogram untuk periode ini, mengalami kenaikan dari periode 16-30 September yang berada di angka Rp12.670,09 per kilogram.
Dampak Kenaikan Harga CPO Terhadap TBS
Kenaikan harga CPO secara langsung berdampak pada harga TBS yang terus merangkak naik dalam beberapa periode terakhir. Berikut rangkuman kenaikan harga TBS dalam lima periode terakhir:
- Periode 1-15 Agustus: Rp2.693,69 per kilogram
- Periode 16-31 Agustus: Rp2.752,49 per kilogram
- Periode 1-15 September: Rp2.815,37 per kilogram
- Periode 16-30 September: Rp2.839,99 per kilogram
- Periode 1-15 Oktober: Rp2.890,48 per kilogram
Kenaikan harga ini memberikan keuntungan bagi para pekebun kelapa sawit yang telah bermitra dengan pabrik pengolahan, mengingat mereka mendapatkan harga yang lebih stabil dan terjamin dibandingkan dengan harga di pasaran bebas.
Pentingnya Kemitraan Bagi Petani Sawit
Dalam kesempatan tersebut, Rizal mengingatkan pentingnya kemitraan antara petani kelapa sawit dengan pabrik pengolahan agar harga penjualan TBS tidak dipermainkan oleh tengkulak. Kemitraan ini memungkinkan petani memperoleh harga yang lebih adil dan stabil, sebagaimana yang telah diatur oleh pemerintah. βDengan berkelompok dan bermitra, petani akan kuat secara kelembagaan. Ini sangat penting agar petani sawit tidak dirugikan oleh permainan harga yang tidak transparan,β tegas Rizal.
Selain itu, pemerintah mendorong para pekebun kelapa sawit untuk membentuk kelompok-kelompok tani sebagai bagian dari langkah kolektif yang memberikan posisi tawar lebih tinggi di mata pabrik pengolahan. Dengan adanya harga standar dan peraturan yang jelas, para petani diharapkan mampu mengoptimalkan hasil kebun sawit mereka serta menjaga keberlanjutan usaha perkebunan di Kalimantan Timur.
Potensi Dampak Kenaikan Harga TBS ke Ekonomi Daerah
Kenaikan harga TBS memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah. Bagi petani, kenaikan ini meningkatkan pendapatan dan daya beli, sementara bagi pemerintah, sektor kelapa sawit menjadi sumber devisa yang signifikan. Oleh karena itu, peningkatan harga TBS yang diikuti dengan pengelolaan sektor kelapa sawit yang berkelanjutan berpotensi memperkuat ekonomi Kalimantan Timur secara keseluruhan.
Dengan mempertahankan kemitraan yang baik antara pekebun dan pabrik, serta menjaga kualitas hasil produksi, diharapkan Kalimantan Timur mampu terus meningkatkan peranannya sebagai salah satu penghasil utama kelapa sawit di Indonesia.
Intervest
Technology Enthusiast π¨βπ», Stock Market Enthusiast π
Intervest
Technology Enthusiast π¨βπ», Stock Market Enthusiast π
Most Popular
-
1
-
2
-
3
-
4