IHSG Ditutup Melemah Jumat, Saham BBCA, ASII, dan BREN Jadi Penekan Utama

JAKARTA — Perdagangan saham akhir pekan ini ditutup dengan penurunan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat (19/1/2024). Saham BBCA, ASII, dan BREN menjadi penekan utama terhadap IHSG.

IHSG mengakhiri sesi perdagangan di level 7.227,40, mengalami penurunan sebesar 0,35% atau 25,56 poin dari penutupan sebelumnya. Rentang pergerakan IHSG berada di antara 7.170 hingga 7.277 pada perdagangan pagi hari ini.

Dalam total, terdapat 15,25 miliar saham yang diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp9,49 triliun melalui 1,12 juta kali transaksi. Meskipun terdapat 196 saham yang menguat, 327 saham mengalami penurunan, dan 238 saham stagnan.

Beberapa saham emiten big caps seperti BBCA turun 0,52%, ASII turun 0,47%, dan BREN mengalami penurunan signifikan sebesar 9,73%. Di sisi lain, saham-saham tercuan atau top gainers, seperti KRYA naik 33,96%, CGAS naik 22,37%, dan SHID melesat 20,10%.

Analisis dari Tim Riset Phintraco Sekuritas memproyeksikan bahwa IHSG akan bergerak dalam rentang 7.300 dengan support di 7.150. Secara teknikal, terdapat goldencross pada Stochastic RSI yang didukung oleh volume yang stabil.

Sentimen eksternal yang mempengaruhi IHSG berasal dari perilisan sejumlah data ekonomi, seperti data tenaga kerja dari AS yang diperkirakan akan naik. Investor juga menanti hasil pidato dari petinggi The Fed dan ECB yang dijadwalkan pada malam hari.

Dari dalam negeri, sentimen berasal dari Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuannya di 6%, sebagai langkah untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Beberapa saham pilihan Phintraco Sekuritas pada perdagangan Jumat ini antara lain BRIS, BBRI, ERAA, dan SSIA.

CEO Yugen Sekuritas, William Surya Wijaya, memperkirakan bahwa IHSG akan bergerak dalam kisaran 7.123-7.272 pada hari ini. Meskipun terjadi teknikal rebound setelah periode tekanan sebelumnya, potensi koreksi masih perlu diwaspadai mengingat fluktuasi nilai tukar rupiah dan harga komoditas. Namun, kuatnya fundamental perekonomian Indonesia menjadi penopang pergerakan IHSG hingga saat ini, dengan potensi penguatan terbatas menurut Yugen Sekuritas.