IHSG Menguat 0,89% Ditopang Net Buy Asing Rp 339,77 Miliar

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melanjutkan tren positifnya, dengan mencatat kenaikan selama tiga hari berturut-turut. Pada perdagangan hari kedua pekan ini, Selasa (15/10), IHSG ditutup di zona hijau dengan kenaikan sebesar 0,89%, atau bertambah 67,29 poin ke level 7.626,95. Tren penguatan ini menunjukkan optimisme investor yang semakin meningkat terhadap pasar saham domestik, meskipun ada sejumlah tekanan eksternal yang masih membayangi.

Selama sesi perdagangan hari ini, IHSG stabil di zona hijau, menunjukkan kepercayaan investor yang solid. Volume perdagangan mencapai 22,57 miliar saham dengan nilai transaksi yang tercatat sebesar Rp 10,30 triliun. Dari keseluruhan perdagangan, sebanyak 303 saham mengalami kenaikan, 261 saham mengalami penurunan, dan 237 saham tidak mengalami perubahan harga.

Kembalinya Minat Investor Asing

Salah satu faktor pendorong utama dalam penguatan IHSG adalah kembalinya investor asing ke pasar modal Indonesia. Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa investor asing mencatatkan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 339,77 miliar pada seluruh pasar. Hal ini menjadi sinyal positif, mengingat dalam beberapa waktu terakhir, investor asing cenderung keluar dari pasar Indonesia akibat ketidakpastian global. Aksi beli asing yang terjadi hari ini menunjukkan adanya kepercayaan terhadap prospek ekonomi Indonesia ke depan.

Saham-Saham yang Menjadi Incaran Investor Asing

Investor asing terlihat fokus pada saham-saham big cap atau saham-saham dengan kapitalisasi pasar besar yang memiliki fundamental kuat. Berikut adalah sepuluh saham dengan net buy asing terbesar pada perdagangan hari ini:

1. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA): Rp 119,37 miliar
2. PT Astra International Tbk (ASII): Rp 87,19 miliar
3. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA): Rp 76,48 miliar
4. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI): Rp 61,01 miliar
5. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI): Rp 38,29 miliar
6. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM): Rp 37,07 miliar
7. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR): Rp 28,96 miliar
8. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF): Rp 22,81 miliar
9. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA): Rp 22,64 miliar
10. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT): Rp 19,96 miliar

Saham-saham tersebut menjadi favorit investor asing berkat fundamental yang kuat, prospek bisnis yang menjanjikan, dan kinerja yang stabil di tengah volatilitas pasar global. Terutama saham perbankan, seperti BBCA, BBNI, dan BMRI, yang kerap menjadi pilihan utama karena dianggap sebagai barometer stabilitas ekonomi di Indonesia.

Prospek IHSG ke Depan

Kenaikan IHSG selama tiga hari berturut-turut ini mencerminkan sentimen positif yang berkembang di pasar saham Indonesia. Dengan kembalinya investor asing, peluang untuk penguatan lebih lanjut cukup terbuka, terutama jika didukung oleh kondisi makroekonomi yang stabil. Meski demikian, investor tetap perlu memperhatikan potensi risiko, termasuk perkembangan kebijakan moneter global yang masih berpotensi mempengaruhi arus modal masuk dan keluar dari pasar Indonesia.

Sejalan dengan hal ini, para analis merekomendasikan agar investor tetap melakukan diversifikasi portofolio serta mencermati pergerakan saham big cap yang terbukti mampu menarik minat investor asing. Saham-saham dengan kapitalisasi besar seperti sektor perbankan, telekomunikasi, dan konsumsi dipandang sebagai opsi yang baik di tengah volatilitas pasar, karena sektor-sektor tersebut cenderung memiliki daya tahan lebih baik.