Loading... Please wait...
Logo Icon

INTERVEST

A Comportable Place for You

Hati-hati penipuan : Kami (intervest.io) tidak menyediakan layanan penitipan dana atau deposit yang menjanjikan keuntungan.
Logo Icon
INTERVEST
-- ticker loading --
Insight

Investasi Serat Optik Link Net Dorong Potensi Pendapatan Emiten Menara Telekomunikasi

Investasi serat optik PT Link Net diperkirakan menguntungkan MTEL dan TOWR dengan membuka peluang pendapatan baru. Baca ulasan lengkap dampak investasi ini!

Author's avatar Intervest
by Intervest Sep 25, 2024 09:21:31
Investasi Serat Optik Link Net Dorong Potensi Pendapatan Emiten Menara Telekomunikasi Image's

Investasi infrastruktur serat optik oleh PT Link Net Tbk (LINK) diperkirakan akan memberikan dampak positif signifikan bagi emiten menara telekomunikasi, terutama PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR). Kedua perusahaan ini diharapkan dapat meraih pendapatan baru dari sektor jaringan fiber optik, sejalan dengan strategi investasi FTTH (Fiber To The Home) yang tengah digalakkan Link Net.

Dampak Positif Investasi Link Net Bagi MTEL dan TOWR

BRI Danareksa melalui analis Richard Jerry dan Christian Sitorus memprediksi bahwa investasi Link Net dalam infrastruktur FTTH akan membawa keuntungan besar bagi perusahaan menara seperti MTEL dan TOWR. β€œPotensi investasi FTTH dari Link Net bisa sangat menguntungkan bagi perusahaan menara seperti TOWR dan MTEL,” ujar Richard dan Christian.

Dengan meningkatnya kebutuhan akan koneksi internet berkualitas tinggi, FTTH menjadi teknologi vital yang memanfaatkan kabel fiber optik untuk mentransfer data dari jaringan internet langsung ke perangkat pengguna. MTEL dan TOWR, sebagai pemain utama dalam bisnis infrastruktur telekomunikasi, diharapkan dapat memanfaatkan peluang ini untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan pendapatan melalui penyewaan jaringan fiber optik.

Kinerja dan Rencana Ekspansi MTEL dan TOWR

Pada akhir Juni 2024, MTEL mencatatkan jumlah menara sebanyak 38.581 unit, meningkat 5,1% secara tahunan. MTEL juga memiliki jaringan fiber optik sepanjang 37.602 km, tumbuh signifikan sebesar 37,9% dibandingkan periode sebelumnya, menjadikannya sebagai pemilik menara terbanyak di Asia Tenggara. Sementara itu, TOWR memiliki jaringan fiber optik terpanjang di antara para pesaingnya, yaitu mencapai 186.571 km per kuartal I-2024.

Dengan keunggulan jangkauan yang luas, terutama di luar Jawa, MTEL direkomendasikan oleh BRI Danareksa untuk dibeli dengan target harga Rp 960 per saham. Rasio utang MTEL yang relatif rendah (2,2 kali) memberikan fleksibilitas bagi perusahaan untuk mengamankan pendanaan baru guna ekspansi lebih lanjut. Selain itu, MTEL juga berencana mengakuisisi bisnis fiber dari Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) sebagai upaya diversifikasi sumber pendapatan.

MTEL dan Grup Telkom saat ini sedang menjajaki pasar pita lebar tetap (FTTH) melalui inisiatif FTTT (Fiber To The Tower). Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dari infrastruktur fiber optik yang semakin dibutuhkan dalam pengembangan jaringan 5G dan layanan broadband.

Proyeksi Kinerja Saham MTEL

Penurunan suku bunga acuan yang terjadi belakangan ini juga menjadi katalis positif bagi MTEL. Penurunan suku bunga akan mengurangi beban bunga, meningkatkan kinerja keuangan, serta membuka peluang pendanaan yang lebih murah untuk mendukung ekspansi perusahaan.

Sebelumnya, analis Samuel Sekuritas Indonesia, Daniel Widjaja dan Brandon Boedhiman, menetapkan target harga saham MTEL di Rp 800, dengan konsensus mencapai Rp 824. Mereka menilai, permintaan infrastruktur menara akan meningkat seiring dengan percepatan implementasi jaringan 5G dan kebutuhan pusat data yang semakin tinggi.

Dalam tiga bulan terakhir, saham MTEL telah mencatatkan penguatan sebesar 4%, dengan investor asing aktif mengakumulasi pembelian senilai Rp 10,26 miliar dalam sebulan terakhir. Hal ini menunjukkan minat yang kuat dari investor terhadap prospek bisnis MTEL yang cerah.

Link Net Jual Aset Fiber Optik Senilai Rp 6,2 Triliun

Menurut laporan DealStreetAsia, Link Net tengah dalam proses penjualan aset fiber optik senilai US$ 400 juta (sekitar Rp 6,2 triliun) dengan UBS sebagai penasihat keuangan. Penjualan ini diharapkan dapat diselesaikan pada akhir tahun ini dengan beberapa calon pembeli, termasuk I Squared Capital, Sinar Mas Group, dan Protelindo (anak perusahaan TOWR).

Investasi besar Link Net dalam serat optik dan rencana penjualan aset ini membuka peluang signifikan bagi MTEL dan TOWR untuk memperluas jaringan dan meningkatkan pendapatan, sekaligus memperkuat posisi mereka sebagai pemain utama dalam sektor telekomunikasi di Indonesia.

Share to :
38
Author Image of Intervest

Intervest

Technology Enthusiast πŸ‘¨β€πŸ’», Stock Market Enthusiast πŸš€

Artikel Lainnya

©2024 Intervest.io