Potensi berakhirnya perjanjian perdagangan antara Amerika Serikat dan Arab Saudi yang telah berlangsung selama puluhan tahun dapat mengancam dominasi dolar AS di pasar minyak dan menjadi simbol kemenangan bagi gerakan de-dolarisasi, demikian dikatakan oleh Atlantic Council.
Dalam sebuah posting blog terbaru, lembaga think tank ini mempertimbangkan kemungkinan berakhirnya kesepakatan tahun 1974 yang mengharuskan Arab Saudi menggunakan dolar AS saat menjual minyak mentahnya. Selama 50 tahun, kesepakatan "petrodolar" ini telah memastikan peran dolar AS sebagai mata uang utama dalam pembiayaan dan perdagangan dunia.
Ketika ketidakpastian mengguncang ekonomi AS pada 1970-an, petrodolar menjadi cara untuk menjaga kestabilan dolar. Sebagai imbalan atas jaminan keamanan dan pasokan militer, bagian dari kesepakatan dengan Arab Saudi melihat bahwa dolar yang diperdagangkan didaur ulang menjadi obligasi AS, memperdalam peran dolar sebagai mata uang cadangan.
Namun, sejak kesepakatan ini dimulai lima puluh tahun lalu, banyak yang telah berubah, kata Atlantic Council.
Dominasi ekonomi Amerika tidak lagi sekuat sebelumnya, dengan pangsa PDB dunia AS menurun dari 40% menjadi 25% sejak 1960. Selain itu, ketergantungan AS pada minyak Saudi telah menurun secara signifikan, mengingat ledakan produksi domestik AS yang historis.
Sebaliknya, pasar alternatif telah bermunculan, mendorong ekonomi minyak mentah untuk memikirkan kembali praktik perdagangan mereka.
"China telah menjadi pelanggan minyak terbesar Arab Saudi, menyumbang lebih dari 20% ekspor minyak kerajaan tersebut. Beijing telah membangun hubungan perdagangan yang erat di seluruh Timur Tengah, di mana pengaruh AS telah melemah," tulis Hung Tran, seorang peneliti nonresiden.
Untuk alasan ini, Riyadh secara bertahap menyelaraskan dirinya dengan gerakan de-dolarisasi, yang bertujuan untuk mengurangi dominasi dolar dalam keuangan dunia.
Misalnya, Arab Saudi termasuk di antara calon potensial BRICS, sebuah blok ekonomi yang telah menjadi salah satu suara terkemuka menentang dolar. Arab Saudi juga terhubung dengan China untuk membantu membentuk mBridge, sebuah sistem pembayaran lintas batas yang menggunakan mata uang digital bank sentral.
Jika ekosistem pembayaran semacam itu berkembang, ini merupakan ancaman nyata bagi likuiditas Treasury AS, yang mempertaruhkan pilar kunci dari posisi internasional dolar, kata Tran.
"Dalam dunia seperti itu, dolar akan tetap menonjol tetapi tanpa pengaruhnya yang luar biasa, dilengkapi oleh mata uang seperti renminbi China, euro, dan yen Jepang dengan cara yang sebanding dengan jejak internasional ekonomi mereka," tambahnya.
Tran menyimpulkan: "Dalam konteks ini, bagaimana Arab Saudi mendekati petrodolar tetap menjadi pertanda penting bagi masa depan keuangan yang akan datang seperti halnya penciptaannya lima puluh tahun lalu."
Intervest
Technology Enthusiast 👨💻, Stock Market Enthusiast 🚀
Intervest
Technology Enthusiast 👨💻, Stock Market Enthusiast 🚀
Most Popular
-
1
-
2
-
3
-
4