PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) terus menunjukkan kinerja yang solid, tidak hanya di pasar dalam negeri, tetapi juga di panggung internasional. Emiten milik Grup Salim ini meraup peningkatan signifikan dari pasar global, terutama di wilayah Timur Tengah dan Afrika. Keberhasilan ini tak lepas dari akuisisi Pinehill Company empat tahun silam, yang kini membawa kontribusi besar terhadap pertumbuhan penjualan ICBP di kancah global.
Kontribusi Pinehill dan Prospek Positif
Natalia Sutanto, Analis BRI Danareksa Sekuritas, mengungkapkan bahwa penjualan dari Pinehill terus menunjukkan tren positif yang berkelanjutan. Penjualan di semester kedua tahun-tahun sebelumnya, terutama di pasar Timur Tengah dan Afrika, selalu lebih tinggi dibanding semester pertama. Dari 2021 hingga 2023, kontribusi semester kedua terhadap total penjualan Pinehill mencapai 52%-56%.
Pada kuartal kedua tahun 2024, pendapatan dari pasar Timur Tengah dan Afrika mengalami pertumbuhan 14% secara tahunan (year on year/yoy). Sementara itu, untuk semester I-2024, pertumbuhan mencapai 7% yoy. Faktor pendorong utama pertumbuhan ini adalah penyesuaian harga jual rata-rata atau Average Selling Price (ASP) di beberapa negara utama seperti Mesir, Turki, dan Nigeria. Negara-negara ini melaporkan pertumbuhan volume penjualan mi instan yang solid.
Natalia menyebut, "Penyesuaian ASP dilakukan di pasar-pasar utama, dengan Mesir, Turki, dan Nigeria mencatat pertumbuhan penjualan yang sangat kuat."
Proyeksi Penguatan Jelang Akhir Tahun
Analis CGS CIMB Sekuritas, Hadi Soegiarto, turut memperkirakan bahwa penjualan ekspor ICBP akan tetap kuat di sisa tahun 2024. Adanya penyesuaian upah minimum di Mesir dan Turki serta lonjakan harga roti sebesar 300% yoy pada kuartal pertama 2024 di Mesir menjadi katalis positif bagi ASP produk ICBP di kawasan tersebut.
Hadi juga menambahkan bahwa penjualan di wilayah Timur Tengah dan Afrika diperkirakan akan semakin kuat pada semester kedua, berkat musim liburan akhir tahun yang akan mendongkrak permintaan.
Secara keseluruhan, volume penjualan mi instan ICBP tumbuh 11% yoy pada kuartal kedua 2024, dengan pertumbuhan volume penjualan domestik dan luar negeri masing-masing sebesar 9% yoy pada semester pertama 2024.
Segmen Bisnis Lainnya Ikut Berkontribusi
Selain dari bisnis mi instan, ICBP juga mencatat pertumbuhan yang signifikan di segmen produk susu. Volume penjualan produk susu, termasuk produk susu UHT seperti Indomilk Goguma dan Dalgona, serta kental manis, mengalami peningkatan pada semester pertama 2024.
Dengan melandainya harga bahan baku, ICBP diproyeksikan tidak akan melakukan penyesuaian harga produk lebih lanjut tahun ini. Natalia pun memperkirakan bahwa penjualan ICBP pada tahun 2024 bisa mencapai Rp 72,86 triliun, meningkat dari proyeksi sebelumnya sebesar Rp 72,59 triliun. Selain itu, margin kotor ICBP diperkirakan akan membaik, seiring dengan penurunan biaya promosi dan iklan.
Katalis Positif dan Risiko yang Dihadapi
Menurut Abyan H. Yuntoharjo, Analis Mirae Asset Sekuritas, ICBP telah melampaui para pesaingnya dalam hal pertumbuhan volume di pasar domestik dan global, meski daya beli masyarakat sedang melemah. Stabilitas harga bahan baku turut mendukung peningkatan margin di berbagai segmen bisnis ICBP.
"Katalis jangka pendek yang bisa mendongkrak harga saham ICBP adalah biaya input yang lebih rendah, penguatan nilai tukar rupiah, serta perkembangan positif penjualan di pasar internasional," jelas Abyan dalam risetnya.
Namun, ICBP juga menghadapi tantangan dari beban biaya keuangan yang meningkat, terutama dari utang berdenominasi dolar AS. Fluktuasi nilai tukar dan kebijakan pemerintah yang dapat memicu inflasi, seperti pembatasan bahan bakar bersubsidi, menjadi risiko yang perlu diwaspadai.
Meski demikian, Hadi menilai, ICBP dapat meraup manfaat dari program pemerintah yang mendukung konsumsi masyarakat berpenghasilan rendah, seperti program makan bergizi gratis.
Rekomendasi Saham ICBP
Tiga analis berbeda memberikan rekomendasi yang positif terhadap saham ICBP. Hadi Soegiarto merekomendasikan untuk menambah posisi saham ICBP dengan target harga Rp 12.400 per saham. Abyan H. Yuntoharjo dari Mirae Asset merekomendasikan trading buy dengan target harga Rp 13.300, sementara Natalia Sutanto dari BRI Danareksa Sekuritas memberikan rekomendasi buy dengan target harga Rp 13.400.
Intervest
Technology Enthusiast 👨💻, Stock Market Enthusiast 🚀
Intervest
Technology Enthusiast 👨💻, Stock Market Enthusiast 🚀
Most Popular
-
1
-
2
-
3
-
4