Kinerja keuangan PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP) terus menunjukkan tren negatif pada semester pertama 2024. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan per 30 Juni 2024, PMMP mencatatkan kerugian bersih sebesar USD12,84 juta. Angka ini meningkat tajam, yaitu sebesar 528 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, di mana perusahaan masih mencatat laba sebesar USD3 juta.
Dampaknya terlihat signifikan pada kinerja saham perusahaan. Rugi per saham dasar emiten yang dimiliki oleh Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo ini, mencapai USD0,0050. Sebelumnya, pada periode yang sama tahun lalu, PMMP mencatatkan keuntungan per saham sebesar USD0,0013.
Penurunan Penjualan dan Laba Kotor
Penyebab utama membengkaknya kerugian perusahaan adalah penurunan drastis pada penjualan bersih. Hingga akhir Juni 2024, PMMP hanya berhasil mengantongi penjualan sebesar USD59,9 juta, anjlok 40 persen dibandingkan dengan penjualan periode yang sama tahun lalu yang mencapai USD100,14 juta.
Beban pokok penjualan juga mengalami penurunan dari USD85,20 juta pada tahun sebelumnya menjadi USD61,46 juta. Namun, penurunan ini tidak mampu mengimbangi lesunya pendapatan perusahaan. Akibatnya, PMMP mencatat rugi kotor sebesar USD1,55 juta, jauh dari laba kotor USD14,94 juta pada semester pertama 2023.
Beban Usaha dan Keuangan yang Semakin Berat
Selain terpuruk di penjualan, beban usaha PMMP juga terus meningkat. Perusahaan mencatat total beban usaha sebesar USD6,73 juta, naik dari USD6,37 juta pada periode yang sama tahun lalu. Beban penjualan tercatat menyusut menjadi USD4,28 juta dari USD3,73 juta, namun beban umum dan administrasi mencapai USD2,44 juta, sedikit turun dari posisi sebelumnya sebesar USD2,63 juta.
Tidak hanya itu, beban keuangan juga mengalami kenaikan. Beban bunga yang harus ditanggung perusahaan melonjak menjadi USD6,17 juta dari sebelumnya USD5,03 juta. Beban lain-lain bersih juga meningkat menjadi USD4,55 juta dibandingkan dengan USD4,18 juta pada semester pertama 2023.
Namun, di sisi lain, pendapatan bunga yang diperoleh perusahaan mengalami lonjakan signifikan, yakni sebesar USD84,15 ribu dibandingkan dengan USD22,17 ribu tahun lalu. Laba selisih kurs juga naik 91 persen menjadi USD1,53 juta dari USD808,36 ribu.
Beban Pajak dan Penurunan Ekuitas
Kerugian semakin dalam setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan. Hingga akhir Juni 2024, PMMP mencatat rugi sebelum pajak penghasilan sebesar USD12,84 juta, jauh dari kondisi surplus USD4,38 juta yang pernah diraih pada semester pertama 2023.
Posisi ekuitas perusahaan juga mengalami penurunan. Hingga akhir Juni 2024, total ekuitas PMMP tercatat sebesar USD73,56 juta, turun dari posisi akhir tahun 2023 yang berada pada angka USD81,32 juta.
Di sisi lain, total liabilitas perusahaan justru meningkat, mencapai USD234,96 juta dari sebelumnya USD218,39 juta. Sementara itu, total aset perusahaan mengalami sedikit kenaikan, yakni menjadi USD308,52 juta dari USD299,72 juta di akhir tahun 2023.
Tantangan Besar ke Depan
Meningkatnya liabilitas dan penurunan kinerja operasional PMMP pada semester pertama 2024 ini mencerminkan tantangan besar yang harus dihadapi perusahaan dalam waktu dekat. Dengan beban bunga dan rugi bersih yang terus meningkat, PMMP perlu segera mencari strategi yang tepat untuk mengatasi masalah ini, baik dengan mengoptimalkan pendapatan maupun merestrukturisasi beban usaha.
Sebagai emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, kinerja negatif ini tentu akan menjadi perhatian investor, terutama di tengah kondisi pasar yang kompetitif. Dengan demikian, langkah-langkah strategis dari manajemen perusahaan untuk menekan kerugian dan meningkatkan efisiensi operasional menjadi hal yang krusial di semester kedua 2024.
Intervest
Technology Enthusiast 👨💻, Stock Market Enthusiast 🚀
Intervest
Technology Enthusiast 👨💻, Stock Market Enthusiast 🚀
Most Popular
-
1
-
2
-
3
-
4
-
5