PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), produsen tolak angin yang ikonik, menetapkan target pertumbuhan kinerja low double digit, yaitu minimal 10% pada pendapatan dan laba bersih hingga tahun 2025. Target ini akan dicapai melalui strategi perluasan pasar domestik dan internasional serta penguatan penetrasi digital.
Strategi Perluasan Pasar dan Produk Baru
Direktur Utama Sido Muncul, David Hidayat, menyampaikan bahwa perusahaan akan memperkuat distribusi di dalam negeri serta merambah pasar baru secara global. Selain itu, perusahaan juga tengah mengembangkan produk herbal yang lebih relevan bagi generasi Z dan milenial, seperti minuman kesehatan dan suplemen berbasis jamu.
"Generasi muda masih menjadi peluang besar bagi produk kami. Penetrasi pasar digital akan menjadi salah satu strategi utama kami untuk menjangkau segmen ini," ujar David.
Secara internasional, SIDO telah memasarkan produknya ke Semenanjung Arab, kawasan ECOWAS, dan Indochina. Ke depan, Vietnam dan Thailand menjadi prioritas ekspansi selanjutnya.
Belanja Modal dan Fokus Digitalisasi
Untuk mendukung ambisi tersebut, Sido Muncul mengalokasikan belanja modal (capex) senilai Rp 150 miliar hingga Rp 175 miliar pada tahun 2025. Anggaran ini sebagian besar akan digunakan untuk pemeliharaan fasilitas produksi, pengembangan teknologi, serta digitalisasi operasional dan pemasaran.
"Digitalisasi menjadi salah satu pilar penting dalam strategi kami untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing," tambah David.
Analisis dan Rekomendasi Saham SIDO
Menurut Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji, prospek saham SIDO masih menarik, terutama karena permintaan jamu cenderung meningkat di musim penghujan. Ia juga menyoroti tren kinerja SIDO yang mulai membaik sejak awal 2024.
"Komitmen untuk mencapai target pertumbuhan 10% dan memaksimalkan belanja modal menjadi kunci penting yang dinanti pasar," jelas Nafan. Ia merekomendasikan untuk mempertahankan (hold) saham SIDO dengan target harga Rp 595 per saham.
Sementara itu, analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, mencatat bahwa saham SIDO berada dalam fase uptrend pada jangka pendek. Namun, indikator teknikal seperti MACD masih cenderung berada di area negatif dengan Stochastic flat di area netral. Herditya merekomendasikan aksi speculative buy dengan level support di Rp 560 dan resistance di Rp 590.
Pada perdagangan Selasa (17/12), saham SIDO ditutup melemah 0,87% ke level Rp 570 per saham. Namun, secara tahun berjalan, saham ini telah menguat 111,76%, mencerminkan daya tariknya di kalangan investor.
Kesimpulan
Sido Muncul menunjukkan komitmen kuat untuk terus tumbuh melalui inovasi produk, penetrasi pasar digital, serta ekspansi internasional. Bagi investor, prospek jangka panjang perusahaan ini tetap menjanjikan, meskipun tetap perlu memperhatikan kondisi pasar dan realisasi target perusahaan.
Intervest
Technology Enthusiast 👨💻, Stock Market Enthusiast 🚀
Intervest
Technology Enthusiast 👨💻, Stock Market Enthusiast 🚀
Most Popular
-
1
-
2
-
3
-
4
-
5