Tahun 2025 diproyeksikan menjadi momentum gemilang bagi PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). Perusahaan ini diharapkan terus mencatat kinerja positif, terutama berkat permintaan emas yang stabil sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian global.
Miftahul Khaer, analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, menuturkan bahwa BRMS akan mendapatkan dorongan signifikan dari peningkatan kapasitas produksi tambang emas dan diversifikasi ke logam dasar seperti seng dan perak. “Permintaan emas sebagai aset safe haven menjadi salah satu pendorong utama kinerja BRMS,” ujarnya.
Harga Emas Tetap Kuat di Tengah Ketidakpastian Global
Harga emas dunia menunjukkan performa solid, berada di kisaran US$ 2.667 per ons troi per Kamis (9/1), menurut data Trading Economics. Dalam 24 jam terakhir, harga emas naik 0,21% dan telah menguat 1,63% sejak awal tahun. Meski pergerakan harga emas dipengaruhi oleh kebijakan The Fed, inflasi, dan dinamika geopolitik, tren positifnya memberikan dampak besar bagi BRMS.
Peningkatan permintaan emas ini juga tercermin pada laporan keuangan BRMS hingga kuartal III 2024. Perusahaan mencatatkan pendapatan US$ 108,47 juta, naik 231,3% secara tahunan. Produksi emas pada kuartal tersebut mencapai 18 ribu ons troi, meningkat 111% YoY, didukung oleh kadar emas yang lebih tinggi sebesar 1,67 gram per ton (g/t). Harga jual rata-rata emas BRMS mencapai US$ 2.347 per ons troi, atau naik 22,6% YoY.
Strategi dan Proyeksi Ekspansi BRMS
Untuk memperkuat kinerjanya, BRMS akan mengoperasikan pabrik ketiga dengan metode heap leach, yang diproyeksikan menambah kapasitas produksi sebesar 4.000 ton per hari. Ditambah perluasan tambang bawah tanah pada 2027, produksi emas BRMS diproyeksikan meningkat menjadi 145,4 koz.
“Fasilitas baru ini memungkinkan BRMS untuk memaksimalkan hasil produksi sekaligus meningkatkan efisiensi operasional,” ujar Farras Farhan, analis Samuel Sekuritas.
Namun, ekspansi ini tidak lepas dari tantangan, termasuk liabilitas jangka pendek yang meningkat 71,98% menjadi US$ 145,12 juta hingga September 2024. Meski kas setara kas BRMS berada di level US$ 23,15 juta, analis menilai rasio net gearing perusahaan tetap stabil.
Keuntungan dari Pendapatan Dolar dan Risiko Operasional
Sebagai eksportir emas, BRMS diuntungkan oleh pendapatan dalam mata uang dolar AS. Namun, volatilitas nilai tukar rupiah berpotensi meningkatkan biaya operasional. Oleh karena itu, strategi pengelolaan risiko menjadi penting untuk menjaga stabilitas keuangan.
Kiwoom Sekuritas Indonesia memberikan rekomendasi trading buy pada saham BRMS dengan target harga Rp 454, sedangkan Samuel Sekuritas mempertahankan rating buy dengan target harga Rp 500.
“Risiko normalisasi harga emas dan potensi tantangan pembiayaan perlu diantisipasi agar rencana ekspansi berjalan lancar,” tutup Farras.
Kesimpulan
Kinerja BRMS di 2025 diproyeksikan terus meningkat berkat strategi ekspansi dan permintaan emas yang kuat. Meskipun terdapat tantangan, peluang dari pasar global yang stabil dan diversifikasi produk logam dasar menjadi faktor kunci dalam memperkuat posisi perusahaan.
Intervest
Technology Enthusiast 👨💻, Stock Market Enthusiast 🚀
Intervest
Technology Enthusiast 👨💻, Stock Market Enthusiast 🚀
Most Popular
-
1
-
2
-
3
-
4
-
5