PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL) berhasil mengamankan fasilitas kredit sindikasi dengan total plafon mencapai Rp4,4 triliun. Dana ini akan digunakan untuk refinancing utang dalam dolar AS dan mendukung ekspansi kapasitas produksi ban mereka.
Perjanjian kredit baru ini ditandatangani pada Kamis (14/11/2024), sebagaimana dijelaskan oleh Kisyuwono, Direktur Gajah Tunggal, dalam keterbukaan informasi pada Jumat (15/11/2024). "Fasilitas kredit yang diberikan terdiri dari dua tranche dengan tenor masing-masing 8 tahun dan 9 tahun," kata Kisyuwono.
Detail Kredit Sindikasi
Fasilitas kredit sindikasi ini diperoleh dari beberapa bank ternama di Indonesia, termasuk PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank Digital BCA, PT Bank Permata Tbk., PT Bank CIMB Niaga Tbk., PT Bank KEB Hana Indonesia, dan PT Bank Oke Indonesia Tbk. Dalam transaksi ini, BCA bertindak sebagai original mandated lead arranger dan bookrunner, serta sebagai agen fasilitas dan agen jaminan.
Menurut penjelasan Kisyuwono, fasilitas kredit ini akan digunakan untuk melunasi senior secured notes yang diterbitkan pada 32 Juni 2021 dengan Deutsche Bank Hong Kong sebagai wali amanat. Notes dengan jumlah pokok sebesar US$175 juta tersebut memiliki tanggal jatuh tempo pada 2026. Melalui fasilitas kredit baru ini, GJTL akan melunasi seluruh utang tersebut dan menggantinya dengan pembiayaan berbasis rupiah.
Ekspansi Kapasitas Produksi Ban TBR
Selain digunakan untuk refinancing, GJTL juga akan memanfaatkan sebagian dana dari fasilitas kredit sindikasi ini untuk memperluas fasilitas produksi ban truk dan bus radial (TBR). Dengan ekspansi ini, kapasitas produksi TBR diharapkan meningkat menjadi 5.000 unit per hari. Ini sejalan dengan rencana perseroan untuk memperkuat posisi di pasar ban domestik maupun internasional.
Dampak Positif pada Keuangan Perusahaan
Penggunaan fasilitas kredit dalam mata uang rupiah dianggap strategis untuk mengurangi eksposur risiko valuta asing (forex) GJTL. "Kami berharap langkah ini akan memberikan dampak positif jangka panjang pada kinerja keuangan perusahaan," ujar Kisyuwono. Dalam jangka panjang, ini dapat berkontribusi pada stabilitas laba rugi, mengingat volatilitas kurs yang sering menjadi tantangan bagi emiten dengan utang berbasis dolar AS.
Di sisi lain, peningkatan kapasitas produksi TBR juga diharapkan mendukung pertumbuhan penjualan secara berkelanjutan. Kisyuwono optimistis dengan langkah ini, GJTL akan dapat memanfaatkan momentum pasar dan memperkuat daya saing dalam menghadapi tantangan industri otomotif yang terus berkembang.
Mengurangi Risiko Valas, Meningkatkan Profitabilitas
Langkah strategis GJTL untuk mengganti utang berbasis dolar AS dengan pembiayaan rupiah patut diapresiasi. Dengan volatilitas nilai tukar yang sulit diprediksi, strategi ini dianggap cerdas untuk memitigasi risiko valas yang selama ini dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Tak hanya itu, ekspansi kapasitas produksi juga menunjukkan komitmen GJTL dalam mendukung pertumbuhan jangka panjang.
Sementara itu, sektor otomotif dan ban masih menghadapi tantangan global, seperti fluktuasi harga bahan baku dan ketidakpastian ekonomi dunia. Namun, upaya diversifikasi dan ekspansi produksi GJTL memberikan sinyal kuat akan kesiapan mereka dalam menghadapi perubahan dinamis di pasar.
Intervest
Technology Enthusiast 👨💻, Stock Market Enthusiast 🚀
Intervest
Technology Enthusiast 👨💻, Stock Market Enthusiast 🚀
Most Popular
-
1
-
2
-
3
-
4