JAKARTA — Hari ini, Senin (5/2/2024), nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) membuka perdagangan dengan pelemahan ke level Rp15.725. Seiringnya waktu, dolar AS terpantau perkasa. Data Bloomberg pukul 09.05 WIB mencatat bahwa rupiah melemah sebesar 0,42% atau 65 poin menjadi Rp15.725 per dolar AS, setelah penutupan yang positif pada akhir pekan sebelumnya. Sementara itu, indeks mata uang AS menguat 0,17% ke posisi 104,09 pagi ini.
Mayoritas mata uang di kawasan Asia juga cenderung melemah terhadap dolar AS. Meskipun demikian, rupee India menjadi pengecualian dengan kenaikan tipis sebesar 0,06% terhadap dolar AS. Penurunan nilai tukar rupiah ini dipengaruhi oleh sentimen rilis data ekonomi Indonesia, yang akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini. Ariston Tjendra, Pengamat Pasar Keuangan, menyatakan bahwa pasar akan fokus pada data Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV/2023 dan keseluruhan 2023. Jika pertumbuhan masih di atas 5%, ini dapat menjadi sentimen positif untuk rupiah dengan rentang pergerakan di level Rp15.540-Rp15.780 per dolar AS.
Ekspektasi terhadap kebijakan pemangkasan suku bunga The Fed juga tetap menjadi faktor utama yang mempengaruhi pergerakan rupiah terhadap dolar AS. Pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 31 Januari 2024, The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25%-5,5%. Meskipun Gubernur The Fed, Jerome Powell, tidak mengungkapkan soal kenaikan suku bunga acuan, pasar mendeteksi kemungkinan pemangkasan suku bunga akhir tahun ini, menyebabkan dolar AS melemah.
Pelemahan dolar AS pada akhir pekan lalu dapat dipengaruhi oleh keputusan The Fed dan rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurut CME Fed Watch Tool, pelaku pasar memperkirakan peluang penurunan suku bunga AS sebesar 70% di bulan Mei 2024. Selain itu, data non-farm payrolls (NFP) menunjukkan pertumbuhan pekerjaan yang mengalahkan perkiraan ekonom, dengan 353.000 pekerjaan ditambahkan pada Januari 2024 di AS.
Meskipun nilai tukar rupiah didukung oleh data inflasi dalam negeri yang stabil, pelaku pasar tetap memantau perkembangan data ekonomi AS yang dapat mengubah ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga acuan AS. Selain itu, pertimbangan melibatkan data PMI sektor jasa AS dan perkembangan konflik geopolitik yang dapat mempengaruhi pasar sewaktu-waktu. Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 sebesar 5,04%, sedikit lebih rendah dari tahun sebelumnya. Sementara itu, cadangan devisa Indonesia pada 2024 diperkirakan dapat mencapai level di atas US$150 miliar, mengalami peningkatan dari akhir 2023.
Deanra
-
Deanra
-
Most Popular
-
1
-
2
-
3
-
4