Setelah mencetak performa impresif sejak pertama kali melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 5 Desember 2024, saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) akhirnya mengalami koreksi pada sesi I perdagangan 11 Desember 2024. Hingga pukul 11.11 WIB, saham AADI tercatat turun 5,35% ke level Rp 9.750 per saham.
Volume perdagangan AADI mencapai 62,1 juta saham dengan frekuensi transaksi mencapai 48.700 kali, menghasilkan nilai transaksi sekitar Rp 621 miliar. Penurunan ini menjadi perhatian investor yang sebelumnya menikmati kenaikan signifikan saham ini, termasuk tiga kali mengalami auto reject atas (ARA) sejak debutnya di pasar.
Koreksi Jangka Pendek atau Peluang Baru?
Investment analyst dari Stockbit Sekuritas, Hendriko Gani, melihat koreksi ini sebagai momen yang wajar setelah lonjakan signifikan. Dalam ulasannya, ia menekankan pentingnya meninjau fundamental perusahaan untuk keputusan investasi jangka panjang.
Hendriko memprediksi laba bersih AADI pada tahun fiskal 2025 (FY25F) akan menurun hingga US$ 934 juta (-27,5% YoY) akibat berkurangnya keuntungan dari penjualan anak usaha. Namun, laba inti (core profit) diperkirakan hanya akan turun sebesar 3,2% YoY, mencerminkan stabilitas operasional perusahaan.
Potensi Re-Rating Valuasi
Menurut analisis Stockbit Sekuritas, valuasi saham AADI pada saat IPO tergolong rendah, yakni 2,9 kali price-to-earnings ratio (P/E) FY25F. Dengan potensi re-rating ke 5x P/E FY25F, saham ini dinilai memiliki peluang upside yang menarik, yakni Rp 9.650 per saham, atau +74% dari harga IPO.
Hendriko juga membandingkan valuasi AADI dengan rata-rata P/E historis induknya, PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO), yang berada di level 6,9x P/E. Jika saham AADI mampu mencapai level tersebut, bahkan menyamai valuasi PT Bukit Asam Tbk (PTBA) di sekitar 7x P/E, harga sahamnya bisa mencapai Rp 13.525, meningkat hingga 144% dari harga IPO.
Fundamental yang Kuat
Selain valuasi yang menarik, fundamental AADI didukung oleh proyeksi penjualan batu bara tahunan sebesar 62-64 juta ton dengan harga rata-rata US$ 66 per ton. Sucor Sekuritas memproyeksikan pendapatan AADI akan tetap stabil di angka US$ 923 juta per tahun selama lima tahun ke depan. Dengan kinerja tersebut, posisi keuangan AADI dipandang sangat solid untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang.
Sucor Sekuritas memberikan rekomendasi buy untuk saham AADI dengan target harga ambisius sebesar Rp 30.100. Rekomendasi ini mencerminkan keyakinan terhadap potensi penguatan fundamental dan pertumbuhan perusahaan di masa mendatang.
Kesimpulan
Meski saham AADI memerah pada sesi perdagangan terkini, koreksi ini dinilai sebagai langkah normal setelah reli signifikan pasca-IPO. Dengan valuasi yang masih menarik, potensi re-rating, dan dukungan fundamental yang kuat, saham AADI tetap menjadi pilihan menarik bagi investor yang mencari peluang investasi jangka panjang.
Bagi para investor, fokus pada nilai fundamental dan potensi pertumbuhan AADI dapat menjadi strategi yang bijak. Meskipun volatilitas jangka pendek tidak dapat dihindari, prospek jangka panjang perusahaan ini menjanjikan imbal hasil yang menarik.
Intervest
Technology Enthusiast 👨💻, Stock Market Enthusiast 🚀
Intervest
Technology Enthusiast 👨💻, Stock Market Enthusiast 🚀
Most Popular
-
1
-
2
-
3
-
4
-
5