Saham milik taipan Prajogo Pangestu, yaitu PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), kembali menarik perhatian investor asing. Pada periode 20-27 Agustus 2024, tiga investor besar dari luar negeri tercatat aktif mengakumulasi kedua saham ini.
Investor paling agresif adalah BlackRock Inc., raksasa investasi asal Amerika Serikat. Dalam periode tersebut, BlackRock menambah 1,56 juta saham BRPT dan membeli 393.705 saham TPIA. HSBC Holdings PLC, perusahaan perbankan berbasis di London, juga ikut serta dengan menambah 742.200 lembar saham BRPT dan 204.600 lembar saham TPIA. Sementara itu, Credit Agricole Group menambah 341.408 saham BRPT dan 96.846 saham TPIA.
Meskipun ada peningkatan ketertarikan investor, alasan di balik akumulasi saham ini belum sepenuhnya jelas. Secara fundamental, BRPT memang menunjukkan kinerja positif pada semester pertama 2024, meski pendapatannya turun 15,64% YoY. Namun, laba bersih BRPT tetap tumbuh 13,59% YoY menjadi US$ 34,49 juta.
Sebaliknya, TPIA menunjukkan kinerja yang kurang memuaskan. Pendapatan TPIA turun 19,34% YoY menjadi US$ 866,49 juta, dengan rugi bersih sebesar US$ 47,46 juta, meningkat drastis dibandingkan rugi bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Meski begitu, saham-saham Prajogo Pangestu tetap menarik perhatian karena adanya rencana aksi korporasi. TPIA sedang menjajaki rencana untuk membawa anak usahanya, PT Chandra Daya Investasi (CDI), ke pasar modal Indonesia, yang dianggap sebagai motor pertumbuhan Chandra Asri Group.
Namun, aksi akumulasi oleh investor asing belum cukup untuk mendorong harga saham BRPT dan TPIA secara signifikan. Pada 29 Agustus 2024, saham BRPT ditutup melemah 4,20% ke Rp 1.140 per saham, meski masih menunjukkan penguatan tipis 3,64% dalam sepekan terakhir. Saham TPIA juga melemah 0,53% menjadi Rp 9.400 per saham, turun 0,79% dalam sepekan.
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera, William Wibowo, merekomendasikan buy saham BRPT dengan target harga Rp 1.250 - Rp 1.300 per saham, sementara saham TPIA direkomendasikan untuk wait & see karena potensi koreksi jangka pendek-menengah. Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, merekomendasikan speculative buy untuk kedua saham dengan target harga yang berbeda sesuai dengan analisis teknikal.
Meskipun kinerja fundamental kedua saham ini berbeda, akumulasi oleh investor asing dan potensi aksi korporasi dapat menjadi faktor yang menarik untuk terus memantau pergerakan saham BRPT dan TPIA dalam beberapa waktu ke depan.
Intervest
Technology Enthusiast 👨💻, Stock Market Enthusiast 🚀
Intervest
Technology Enthusiast 👨💻, Stock Market Enthusiast 🚀
Most Popular
-
1
-
2
-
3
-
4