Pada perdagangan sesi II hari Jumat (22/3/2024), saham-saham emiten farmasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan kinerja gemilang yang menggembirakan para investor. Kenaikan ini tidak hanya menguntungkan para pemegang saham, tetapi juga mengerek indeks sektor kesehatan (IDXHEALTH) hingga lebih dari 1 persen.
Menurut data yang dirilis oleh BEI, pukul 13.51 WIB, saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF), salah satu emiten BUMN, menjadi primadona dengan kenaikan mencapai 14,19 persen, menyentuh level Rp885 per saham. Volume perdagangan saham KAEF yang mencapai 12 juta saham juga menunjukkan minat tinggi dari para pelaku pasar, melebihi rata-rata volume perdagangan selama 20 hari sebelumnya yang hanya sekitar 2,27 juta saham. Transaksi saham KAEF pun mencatatkan angka yang mengesankan, mencapai Rp10 miliar.
Sementara itu, saham PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) juga tidak mau ketinggalan dengan kenaikan sebesar 10,69 persen, melanjutkan tren positif dari hari sebelumnya yang sudah mengalami kenaikan sebesar 5,65 persen pada Kamis (21/3). Begitu juga dengan saham PT Phapros Tbk (PEHA) yang menguat 6,80 persen dan PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) yang terapresiasi sebesar 5,69 persen.
Tidak hanya emiten besar, saham PT Indofarma Tbk (INAF) dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) juga terlihat menghijau dengan kenaikan masing-masing sebesar 5,53 persen dan 2,40 persen.
Potensi Pemicu Kenaikan Saham
Hingga saat ini, belum ada kabar korporasi maupun faktor eksternal yang secara jelas dapat menjadi pemicu utama dari lonjakan harga saham emiten farmasi tersebut. Namun, beberapa dugaan awal telah muncul dari para pelaku pasar dalam berbagai forum diskusi online. Dugaan-dugaan tersebut berkisar pada perkembangan suatu penyakit tertentu hingga hasil kinerja kuartal IV-2023 yang diduga membaik.
Perlu dicatat bahwa kinerja emiten farmasi sepanjang tahun 2023 mengalami tekanan. Banyak dari emiten tersebut tengah bersiap untuk merilis laporan keuangan tahun penuh 2023, seperti KAEF, PEHA, INAF, IRRA, hingga KLBF.
Tantangan di Tahun Sebelumnya
Trio saham pelat merah, KAEF, PEHA, dan INAF, masih mencatatkan rugi bersih selama 9 bulan di tahun 2023 (sampai dengan kuartal III-2023). Sementara itu, nama besar seperti Sido Muncul (SIDO) juga mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 13,9 persen secara tahunan (YoY) menjadi Rp950,65 miliar selama tahun 2023.
Kenaikan yang terjadi pada hari ini memberikan harapan baru bagi para investor di sektor farmasi untuk melihat potensi pemulihan dan pertumbuhan di masa mendatang. Meskipun tantangan masih ada, namun kenaikan yang signifikan pada saham-saham emiten farmasi menunjukkan adanya optimisme di pasar terhadap sektor ini.
Dengan demikian, pergerakan pasar saham emiten farmasi patut untuk terus dipantau dalam beberapa waktu ke depan untuk melihat apakah tren kenaikan ini dapat dipertahankan dan menjadi sinyal pemulihan yang lebih kokoh bagi sektor kesehatan secara keseluruhan.
Artikel ini bersifat informatif dan tidak dimaksudkan sebagai saran investasi. Sebaiknya konsultasikan dengan penasihat keuangan Anda sebelum melakukan investasi di pasar saham.
Intervest
Technology Enthusiast 👨💻, Stock Market Enthusiast 🚀
Intervest
Technology Enthusiast 👨💻, Stock Market Enthusiast 🚀
Most Popular
-
1
-
2
-
3
-
4
-
5