Loading... Please wait...
Logo Icon

INTERVEST

A Comportable Place for You

Hati-hati penipuan : Kami (intervest.io) tidak menyediakan layanan penitipan dana atau deposit yang menjanjikan keuntungan.
Logo Icon
INTERVEST
-- ticker loading --
Insight

Tenor Molor hingga 45 Tahun: Tantangan Baru dalam Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Tenor utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung molor hingga 45 tahun, menciptakan dinamika baru dalam penyelesaian pembayaran cost overrun.

Author's avatar Intervest
by Intervest Jan 10, 2024 09:08:43
Tenor Molor hingga 45 Tahun: Tantangan Baru dalam Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Image's

JAKARTA - Kereta Cepat Jakarta Bandung, yang dikenal sebagai WHOOSH, telah beroperasi sejak tahun lalu. Meskipun demikian, isu terkait utang terkait pembengkakan biaya (cost overrun) belum sepenuhnya terselesaikan.

Pihak Indonesia dan China telah sepakat mengenai jumlah cost overrun sebesar US$1,2 miliar beberapa waktu lalu. China Development Bank (CDB) dijadwalkan memberikan dana pinjaman sebesar US$560 juta untuk menanggulangi situasi ini.

Pembayaran untuk cost overrun Kereta Cepat akan dibagi berdasarkan porsi kepemilikan saham, dengan konsorsium Indonesia bertanggung jawab atas 60 persen dan konsorsium China 40 persen. Oleh karena itu, konsorsium Indonesia diharapkan membayar sekitar US$720 juta, sementara konsorsium China menanggung sisa US$480 juta.

Dari total cost overrun yang akan dibayarkan oleh konsorsium Indonesia, 25 persen akan berasal dari dana PT Kereta Api Indonesia (Persero), yang juga sebagai pemimpin konsorsium. Sementara itu, 75 persen akan dibiayai menggunakan pinjaman yang telah disepakati dengan China Development Bank (CDB).

Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, menyatakan bahwa dana pinjaman dari China untuk menutup cost overrun proyek Kereta Cepat WHOOSH akan segera tersedia. Meskipun besaran pinjaman tidak dijelaskan secara rinci, Kartika memastikan bahwa kesepakatan tersebut sudah ditandatangani dan akan segera direalisasikan.

Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo, menjelaskan bahwa pinjaman senilai US$542,7 juta atau sekitar Rp8,41 triliun telah disepakati, dengan 75 persen berasal dari pinjaman untuk konsorsium Indonesia dan sisanya dari ekuitas. Pinjaman ini memiliki tenor 45 tahun, yang lebih lama dari kesepakatan sebelumnya, sementara tingkat suku bunga berkisar antara 3,1 hingga 3,2 persen.

Meskipun tenor utang yang panjang memberikan kelonggaran, Aditya Dwi Laksana dari MTI berharap agar skema pinjaman juga mencakup masa tenggang. Hal ini diharapkan dapat membantu operator, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), dalam mengumpulkan pendapatan untuk membayar pokok dan bunga pinjaman di masa depan.

Dengan demikian, meskipun terdapat tantangan terkait utang dan cost overrun, proyek Kereta Cepat WHOOSH diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi mobilitas di wilayah Jakarta-Bandung.

Share to :
108
Author Image of Intervest

Intervest

Technology Enthusiast 👨‍💻, Stock Market Enthusiast 🚀

Artikel Lainnya

©2024 Intervest.io