Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencatatkan rekor tertinggi baru pada perdagangan Kamis (19/9), ditutup melesat 0,97% ke level 7.905,39. Pencapaian ini didorong oleh sentimen positif dari penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) dan pemangkasan agresif suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve). Sentimen global ini telah memberikan dorongan yang kuat bagi pasar saham domestik, terutama pada sektor-sektor tertentu yang lebih sensitif terhadap kebijakan moneter.
IHSG Bergerak Stabil di Zona Hijau
Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak stabil di zona hijau dengan level terendah berada di 7.853 dan level tertinggi di 7.910. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada beberapa aksi jual, secara keseluruhan pasar didominasi oleh sentimen beli. Salah satu faktor utama pendorong kenaikan IHSG adalah dukungan dari sembilan sektor yang mencatatkan kenaikan, dari total 11 sektor yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sektor properti dan real estate menjadi sektor dengan kenaikan tertinggi, mencatatkan kenaikan 2,23%. Disusul oleh sektor infrastruktur yang menguat 1,25%. Kenaikan di sektor properti terutama didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga yang membuat biaya pinjaman lebih murah, meningkatkan aktivitas di pasar properti.
Volume dan Nilai Perdagangan Tinggi
Pada perdagangan hari Kamis, volume transaksi di BEI mencapai 28,28 miliar lembar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 14,65 triliun. Aktivitas perdagangan ini menegaskan tingginya minat investor terhadap pasar saham Indonesia, dengan IHSG yang terus mencatatkan kinerja positif dalam beberapa pekan terakhir.
Dari sisi jumlah saham yang diperdagangkan, sebanyak 304 saham mengalami kenaikan, sementara 248 saham turun, dan 249 saham lainnya tidak mengalami perubahan. Ini menunjukkan bahwa sentimen pasar secara keseluruhan masih sangat positif meskipun ada beberapa saham yang mengalami koreksi harga.
Investor Asing Catatkan Net Buy Jumbo
Investor asing kembali menunjukkan minat tinggi terhadap pasar saham Indonesia. Pada perdagangan Kamis, mereka mencatatkan net buy sebesar Rp 2,08 triliun di seluruh pasar. Ini menambah akumulasi net buy asing dalam sepekan terakhir yang mencapai Rp 21,81 triliun. Lonjakan minat investor asing ini dipandang sebagai tanda kepercayaan yang meningkat terhadap prospek ekonomi Indonesia, terutama di tengah kebijakan pelonggaran moneter yang dilakukan oleh BI dan The Fed.
Namun, meskipun investor asing secara keseluruhan mencatatkan net buy yang besar, ada beberapa saham yang justru menjadi target aksi jual mereka saat IHSG mencetak rekor tertinggi. Aksi net sell ini mencerminkan bahwa meski sentimen positif secara keseluruhan, terdapat beberapa saham yang dianggap telah mencapai valuasi tinggi dan menjadi sasaran profit taking.
Daftar Saham Net Sell Terbesar Asing
Berikut adalah daftar 10 saham dengan net sell terbesar oleh investor asing pada Kamis, 19 September 2024:
- PT Astra International Tbk (ASII) - Rp 67,03 miliar
- PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) - Rp 59,0 miliar
- PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) - Rp 24,75 miliar
- PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) - Rp 19,09 miliar
- PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) - Rp 16,13 miliar
- PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) - Rp 12,9 miliar
- PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) - Rp 9,83 miliar
- PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) - Rp 7,56 miliar
- PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) - Rp 7,48 miliar
- PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) - Rp 5,51 miliar
Dari data ini terlihat bahwa saham-saham berkapitalisasi besar seperti Astra International (ASII) dan GoTo (GOTO) mengalami tekanan jual terbesar dari investor asing. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk valuasi yang dianggap sudah terlalu tinggi atau strategi pengalihan portofolio ke saham-saham lain yang lebih berpotensi di tengah sentimen penurunan suku bunga.
Proyeksi IHSG ke Depan
Dengan IHSG yang terus mencatatkan kinerja kuat, didorong oleh kebijakan moneter global yang dovish, pasar saham Indonesia masih memiliki prospek cerah ke depannya. Namun, investor perlu tetap berhati-hati terhadap potensi koreksi jangka pendek, terutama di tengah volatilitas yang mungkin terjadi akibat ketidakpastian global.
Di sisi lain, sektor-sektor seperti properti, infrastruktur, dan barang konsumsi diproyeksikan masih akan terus diuntungkan dari penurunan suku bunga. Sementara itu, saham-saham berkapitalisasi besar yang sempat mengalami tekanan jual asing bisa jadi akan kembali mencatatkan kenaikan, seiring dengan pulihnya minat investor domestik dan asing.
Intervest
Technology Enthusiast 👨💻, Stock Market Enthusiast 🚀
Intervest
Technology Enthusiast 👨💻, Stock Market Enthusiast 🚀
Most Popular
-
1
-
2
-
3
-
4